Halaman ini akan tertutup otomatis setelah meng-klik tombol diatas
Terimakasih!

Monday, August 17, 2015

ADA yang sedikit terbalik dalam kehidupan Rani Noerinsan. Anak-anak lain mungkin lebih senang tinggal di Jakarta, biar dibilang keren. Terus mau apa-apa juga ada dan gampang didapat. Tapi, kenyataannya Rani yang ditakdirkan lahir di Jakarta, malah memilih untuk kembali ke kota asal kedua orangtuanya, Gorontalo.

Ada apa dengan Rani?
Jawabannya sederhana saja: di Jakarta keluarganya sedikit, sedangkan di Gorontalo banyak. Artinya, gemerlapnya Jakarta tidak lebih berarti baginya dibandingkan dengan keluarga yang bisa memberikan keteduhan.

Begitu menikah, pasangan Amir Utiarahman dan Darmawaty Sabihi yang asli Gorontalo memang pindah ke Jakarta. Amir yang bekerja di sebuah perusahaan swasta asing harus bertugas di kantor pusat. Itulah sebabnya, kedua anak perempuan mereka juga kemudian lahir di Jakarta, yaitu Rani dan kakaknya yang hanya lebih tua 1,5 tahun.

Namun, pada saat duduk di kelas 6 SD, si bungsu Rani malah minta pulang ke Gorontalo dengan alasan keluarganya lebih ramai di sana. Maka sejak tahun 2011 Rani kembali menjadi anak Gorontalo, walaupun ayahnya masih tugas di Jakarta. “Saya lebih senang kumpul dengan keluarga, walaupun keluarga kami sederhana,” ujar Rani merendah.

Kini, bersama kakaknya yang duduk di kelas XII, Rani menjadi siswi di SMAN 3 Gorontalo. Dan pilihan untuk “pulang kampung” dulu itu ternyata memberi berkah, karena kini ia terpilih sebagai utusan Provinsi Gorontalo dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2015. Rani akan bertugas mengibarkan bendera pusaka di Istana Merdeka, di kota kelahirannya, Jakarta.


Sayangnya, keberhasilan Rani tidak sepenuhnya utuh bagi Gorontalo. Kedua putra peserta seleksi Paskibraka tingkat nasional yang dikirim Gorontalo ternyata harus tersingkir di tahap awal karena seleksi administrasi. Ketika diumumkan hanya dirinya seorang yang lolos, ada semacam perasaan sedih mengganjal.

“Tapi, mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik buat mereka,” ujarnya. Rani belum tahu siapa nanti pasangannya mewakili Gorontalo di Paskibraka 2015. Yang ia tahu, berbarengan dengan keberangkatannya ke Jakarta nanti, Gorontalo akan mengirimkan dua calon putra lagi untuk seleksi kilat, kalau tidak salah selama tiga hari.

Sambil menunggu keberangkatan ke Jakarta, Rani hanya berusaha menjaga kesehatan dan sedikit kebugaran dengan jogging di sekitar GOR Nani Wartabone. Pelatih khusus PBB juga tidak ada, namun ia terus latihan bersama teman-temannya sesama Paskibra. Baris berbaris memang satu-satunya ekskul yang dipilih Rani selama duduk di kelas X, karena ia begitu fokus pada keinginan untuk jadi Paskibraka.

Paskibraka, di mata Rani adalah salah satu jalan untuk menggapa cita-citanya menjadi polisi wanita. Menurutnya, apa yang dijalani dalam latihan nanti, atau pada saat seleksi Paskibraka kemarin, adalah replika kecil dari yang akan dihadapinya pada saat akan memasuki gerbang Akademi Kepolisian (Akpol).

“Tapi sebenarnya saya ingin ikut ekskul yang lain. Di kelas XI ini saya kepingin ikut ekskul Matematika,” tambahnya. Keinginan itu mungkin diseret oleh kenangan pada waktu kelas 6 SD, ketika ia mewakili sekolah dalam olimpade pasiad Matematika tingkat provinsi.

Sama dengan anak-anak lain, apa yang kini dilakukan Rani selalu dengan harapan untuk membahagiakan orangtua. Caranya dengan mempersembahkan prestasi, karena hanya itu yang bisa diraih dan dimiliki. “Ayah seorang pekerja keras, sangat penyayang dan bertanggung jawab. Saya juga harus bekerja keras bila ingin membuatnya bahagia.”

Sementara ibunya, seorang istri dan ibu rumah tangga yang setia, sekaligus “pengawal” kedua anak gadisnya. Ke mana pun anaknya pergi, pasti ia antar jemput. “Bukan karena kami manja. Tapi ibu takut kalau kami terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak benar,” jelas Rani.

Untung saja, kedua anaknya punya hobi yang tidak mengkhawatirkkan. Selain membaca novel dan menyanyi, Rani dan kakaknya sama-sama sangat menyukai film-film Islami dan drama, terutama drama Korea. “Boleh dibilang kami berdua K-Popers,” papar penggemar berat Lee Min Ho ini.

Pilihannya untuk menggunakan hijab dalam keseharian, diakuinya bukan untuk meyakinkan orangtuanya atau orang lain kalau dia seorang yang religius. Kehidupan keluarganya masih dalam taraf biasa-biasa saja seperti juga yang lain, walaupun tetap mengedepankan agama. “Saya sendiri masih belajar untuk hidup yang lebih baik di jalan Allah,” paparnya.

Prinsip itu tentu saja sesuai dengan moto hidupnya yang diambil dari kutipan magician Deddy Corbuzier dalam program TV Hitam-Putih bahwa “buku yang baik itu membutuhkan sampul yang baik pula”. “Maksudnya, kalau jasmani kita tampil dengan baik, maka rohani kita akan baik pula. Apabila keduanya baik, maka hidup kita akan bahagia dan sejahtera,” katanya berfilsafat. (Dikutip dari Intriknews.com)

Berita Terkait:
_________________________________________________________
Info: Kepada seluruh pembaca blog ini yang ingin mengambil atau copas koleksi foto ini, harap menyertakan linknya!!! Jika tidak disertakan link blog ini, kami akan melaporkan postingan copas tersebut ke google sebagai bentuk pelanggaran dan postingan illegal. Blog yang banyak melanggar dan berisi konten illegal/plagiat akan dihapus dari google. Atas kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih!!!
__________________________________________________
http://militaryanalysisonline.blogspot.com/p/tips-pasang-iklan-di-blog-portal.html
=> KLIK DISINI UNTUK INFO SELANJUTNYA <=

visit www.loogix.com
DVD ANAK SHOLEH SERI TUPI DAN PINGPING HARGA RP. 85.000-,
ORDER SILAHKAN HUBUNGI 085776198615

visit www.loogix.com
DVD HARUN YAHYA SEDANG PROMO NIH, DARI HARGA RP. 150.000-,
JADI RP. 100.000-, ORDER HUBUNGI 085776198625

http://www.loogix.com/


DVD ANAK BERMAIN SAMBIL BELAJAR BERSAMA MIMI ADA 4 CD
PLUS DAPAT 2 BONEKA JARI, PANDUAN DONGENG DAN KARTU CERDAS
DAPATKAN SEMUANYA DENGAN HARGA RP. 95.000
ORDER HUBUNGI 085776198625

0 comments:

Pages

VMenu

Search

Blog Archive