Ada yang unik pada acara peringatan Isra' dan Mi'raj di istana kepresidenan kali ini. Pembaca Al-Qur'an pada pembukaan acara dibuat serupa dengan nyanyian budaya pada kesenian jawa (kalau salah silahkan dikritik). Tidak ada yang salah senandainya yang dibuat demikian itu bukan Al-Qur'an.

Melagukan Al-Qur'an dengan lagu daerah mana pun sebenarnya tidak salah sama dengan nagham-nagham Al-Qur'an yang sudah dikenal saat sekarang juga lahir dari daerah-daerah di arab jadi tidak ada yang salah. Tetapi bukan berarti bisa seenak udel kita melagukan Al-Qur'an dengan lagu-lagu daerah di luar Arab karena ditakutkan akan merusak ruh bacaan Al-Qur'an tersebut.

Bacaan Al-Qur'an yang dilagukan secara berlebihan apalagi sampai diniatkan untuk menampilkan hiburan sama seperti musik dan bahkan menghilangkan sisi dasar penurunan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia maka hukumnya bisa saja menjadi haram.

Membaca Al-Qur'an harus disesuaikan dengan tempat. Tidak cocok membaca Al-Qur'an pada acara resmi negara dengan menampilkan lagu nusantara karena yang hadir banyak bukan orang jawa saja, banyak juga duta negara sahabat seperti duber Arab Saudi dsb. Ini justru akan menjadi polemik apalagi yang mendengar acara tersebut (yang disiarkan TVRI nasional) seluruh Indonesia bahkan banyak alim ulama dan ahli qiraat yang mempermasalahkan membaca Al-Qur'an dengan lagu-lagu seperti itu. Tidak elegan menampilkan lagu-lagu nusantara pada acara resmi seperti itu apapun alasan dibelakangnya.

Efek Revolusi Mental

Efek revolusi mental sudah merasuk kemana-mana. Sampai melagukan Al-Qur'an pun diubah agar terkesan mendapat revolusi juga. Bagi orang yang tidak peduli dengan Al-Qur'an tentu itu bukan masalah tapi bagi mereka yang mendalami ilmu agama terutama ilmu Al-Qur'an dan Qiraah itu menjadi masalah besar karena ada larangan untuk berlebih-lebihan dalam melagukan Al-Qur'an. Karena salahsatu tanda akhir zaman adalah datangnya suatu kaum yang melagukan Al-Qur'an secara berlebih-lebihan tapi melupakan esensi dasar mengapa Al-Qur'an diturunkan Allah Swt ke dunia ini.

Revolusi mental tidak harus dipraktekkan dalam bacaan Al-Qur'an karena Al-Qur'an jauh lebih hebat merevolusi mental-mental kaum bar-bar dimasa jahiliyah dan merubah mereka menjadi umat madani dan beradab.

Berita Terkait: